Hubungan Pengaruh Karakteristik ‘Perusahaan Hidup’ dengan Performansi Perusahaan Menurut Balanced Scorecard: Studi Kasus Perusahaan Ritel

Abstract
learningorganizaation-300x262Penelitian Arie de Geus (1997) menemukan bahwa rata-rata hidup perusahaan world class yang masuk dalam Fortune 500,hanya 40 sampai dengan 50 tahun. Disamping itu, Arie de Geus juga menemukan perusahaan-perusahaan yang berumur diatas 200 tahun. Dari perusahaan-perusahaan tersebut ia menemukan empat karateristik perusahaan yang berumur panjang, yaitu: mempunyai kemampuan belajar secara berkelanjutan, solid dan kohesif karena memiliki identitas yang kuat, bersikap toleran dan terbuka terhadap inovasi, dan melaksanakan manajemen investasi yang rasional. Disisi lain, Kaplan dan Norton (1996) mengembangkan Balanced Scorecard sebagai suatu metode untuk mengukur performansi suatu perusahaan di masa lalu dan sekaligus menggambarkan performansi masa depan, yang diukur dari empat persfektif, yaitu keuangan, konsumen, proses bisnis internal, serta kemampuan belajar dan tumbuh. Kaplan dan Norton menyatakan bahwa metode ini baik untuk mengukur performansi jangka pendek sekaligus jangka panjang di era informasi. Berdasarkan data empiris dengan menggunakan studi kasus perusahaan ritel menunjukkan bahwa keempat perspektif Balanced Scorecard memiliki hubungan pengaruh positif dan signifikan dalam membentuk suatu perusahaan yang hidup (berumur panjang). Disisi lain, keempat karakter dasar ?perusahaan hidup? yang dikemukan oleh Arie de Geus berpengaruh positif dan signifikan terhadap keempat perspektif Balanced Scorecard. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pengaruh antara keempat karakter dasar pada metode Balanced Scorecard dengan empat cirri perusahaan hidup atau berumur panjang.
Jann Hidajat Tjakraatmadja, Tjandra Suyanto